
Mereka yang berusia produktif ini, selain bisa menularkan sesamanya, juga bisa melahirkan anak-anak yang juga terinfeksi HIV. Menurut estimasi Depkes, setiap tahun terdapat 9.000 ibu hamil HIV positif yang melahirkan di Indonesia
Ada pernyataan menarik dari seksolog asal Surabaya dr Andik Wijaya MrepMed yang menegaskan bahwa remaja yang berperilaku seks bebas berisiko tertular HIV, sama dengan pengguna narkoba suntik atau IDU. Rata-rata mereka berusia kurang dari 20 tahun, dan akan meninggal dunia saat usia 30 tahun. Dan di Surabaya gaya hidup remaja berpaham seks bebas sama dengan kota-kota besar dunia lainnya.
Kelompok remaja dan pemuda kini menempati jumlah terbesar dari pengidap HIV/AIDS di Indonesia. Data dari Ditjen PPM dan PL Departemen Kesehatan menunjukkan, hingga akhir September 2006 ada 11.604 kasus HIV/AIDS (4.617 kasus HIV dan 6.987 kasus AIDS).
Menurut golongan umur, proporsi terbesar terdapat pada kelompok usia 20-29 tahun, yakni sebanyak 53 persen. Remaja (usia 10-25 tahun) masuk dalam kelompok ini. Salah satu yang bisa menghadang laju perkembangan HIV/AIDS di kalangan remaja adalah perubahan perilaku. Namun perubahan perilaku tidak bisa terjadi begitu saja. Harus ada kesadaran sendiri dari remaja yang bersangkutan. Disinilah diperlukan adanya edukasi. Edukasi tidak hanya kepada remaja, tapi juga kepada masyarakat dan juga aparat pemerintah.
Persoalan HIV di kalangan remaja, bukan berhenti pada mereka saja. Jika tidak dilakukan upaya-upaya pencegahan yang serius, maka epidemi ini akan makin sulit dibendung. Mereka yang berusia produktif ini, selain bisa menularkan sesamanya, juga bisa melahirkan anak-anak yang juga terinfeksi HIV. Menurut estimasi Depkes, setiap tahun terdapat 9.000 ibu hamil HIV positif yang melahirkan di Indonesia. Berarti, jika tidak ada intervensi sekitar 3.000 bayi diperkirakan akan lahir HIV positif setiap tahunnya di Indonesia.
Menurut Survei Surveilans Perilaku (SSP) 2004/2005 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan remaja yang mengaku pernah berhubungan seks sebelum menikah dalam setahun terakhir mencapai 10 persen di Jakarta dan enam persen di Surabaya. Sedangkan untuk narkoba, 23 persen siswa di Jakarta dan 9 persen di Surabaya pernah menggunakannya. Dari jumlah itu satu persen siswa di Jakarta dan Surabaya pernah menggunakan narkoba suntik.